√ Cara Memahami Mutasi Lovebird Blue, Aqua dan Lovebird Turquoise

Lovebird Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik, entah itu dari urutan gen ataupun dari taraf kromosomnya. untuk Mutasi yang pada tingkat kromosomal ini pada umumnya disebut dengan tingkat aberasi.

Mutasi yang terdapat pada gen ini yang mengarahkan ke timbulnya alel baru untuk dasar utama memunculkan variasi warna baru dan jenis spesies baru.

Mungkin untuk sa'at ini, mayoritas para penangkar lovebird yang ada di Indonesia sering sekali melakukan percobaan-percobaan dari jenis lovebird lainnya untuk memunculkan anakan baru dan menghasilkan warna-warna tertentu yang unik dan bervariasi.


Untuk cara yang dilakukan oleh para penangkar juga sangatlah bervariasi, Ada yang memelihara dengan beberapa ekor burung jantan dan beberapa ekor burung betina dalam hal ini biasa disebut dengan satu kandang koloni.

Lovebird dalam kandang koloni tersebut akan di biarkan untuk memilih pasanganya sendiri, selanjutnya anda akan melihat warna dari anakan yang akan didapatkan nantinya setelah berproduksi.

akan tetapi ada juga penangkar yang menjodohkan indukan dari jenis jantan warna A dengan jenis indukan betina yang berwarna B dalam kandang soliter.

Apabila anakan yang didapatkan nantinya mempunyai warna unik yang membentuk spesies baru dan  juga jarang dimiliki oleh penangkar yang lain, maka untuk pasangan dari indukan ini bisa dijadikan sebagai penghuni tetap di kandang tersebut.

Mutasi Aqua, Turquoise, dan Mutasi Blue Lovebird

Untuk kamu yang akan mencoba mutasi Lovebird, usahakanlah anda tau tentang jenis mutasi Lovebird tersebut, Seperti mutasi Aqua, Turquoise, dan juga mutasi yang terdapat pada Blue Lovebird dibawah ini.

Mutasi Lovebird Blue

Mutasi Lovebird blue ini juga diyakini bermula dari jenis agapornis personatus yang Kemudian untuk yang jenis fischeri, nigrigenis, dan lilianae, mutasi blue Lovebird ini didapatkan dari hasil jenis transmutasi.

Untuk mutasi jenis blue Lovebird juga ada pada jenis roseicollis, tetapi untuk yang jenis dengan roseicollis jika hal itu merupakan hasil pengembangan dari jenis turquoise.

Sehingga jika diteliti secara genetik maka ada mutasi true blue pada jenis roseicollis, namun hal tersebut tetap mutasi ke warna blue, sedangkan untuk sifat penurunan blue yakni autosomal recessives serta secara teknis.

Untuk mutasi pada jenis blue Lovebird ini dikarenakan hilangnya psittacin dengan lengkap atau dikenal dengan istilah CPR (Complete Psittacin Reduction).

PPR Partial Psittacine Reduction

Untuk mutasi blue Lovebird ini juga sudah berkembang menjadi lebih luass pada saat ini. sekarang ini juga sudah sering kita lihat dengan adanya mutasi yang berwarna antara green serta blue yang banyak di perbincangkan oleh penangkar.
dalam hal ini Untuk warna yang demikian disebut dengan apple blue sea green serta sering disebut sebagai true blue.

Bagi penangkar yang belum tahu dengan istilah peternak mutasi PPR (Partital Psittacin Reduction) maka susah sekali untuk dipahami.

Kemudian untuk warna mutasi dar jeni lovebird yang demikian ini sering terlihat seperti warna biru, Namun yang sebenarnya warna ini bukanlah hasil dari mutasi blue aslinya.

Mutasi Blue Aqua Lovebird

Mutasi dari blue aqua ini merupakan hasil dari kurangnya psittacin sebanyak 50% Dengan demikian, warna burung ini terlihat seperti antara hijau dan warna biru. Untuk Mutasi dari jenis ini juga sebelumnya dikenal dengan sebutan sea green, sea blue, ivory, pastel serta pastel blue. Akan tetapi jika disesuaikan dengan pendapat internasional, mutasi blue aqua ini sesudahnya dilabel dengan sebutan aqua, termasuk singkatan dari aquamarine.Hingga sa'at ini, mutasi jenis Lovebird aqua hanya ada dalam jenis roseicollis.

Mutasi Blue Turquoise Lovebird

Mutasi blue turquoise pada jenis roseicollis sudah diketahui semenjak tahun 70-an. Kemudian untuk yang jenis fischeri serta jenis personatus baru ada sekitar tahun terakhir ini.

Lain halnya dengan aqua, turquoise bahkan jenis ini terjadi pengurangan psittacin yang berbagai macam ragam. Untuk bagian tubuh, psittacin ini berkurang mencapai 90%, Kemudian pada bagian sayap hanya mengalami pengurangan kurang lebih sekitar 65% saja.

Untuk hasilnya adalah tubuh pada burung memiliki warnanya hampir rata biru, sementara untuk bagian sayapnya lebih dominan warna hijau.