√ Mengatasi Indukan Murai Batu Membuang Anak-Nya Sendiri, Lakukan Cara Berikut ini Untuk Mencegah-Nya
Burung murai batu ialah salah satu jenis burung kicauan yang sudah banyak digemari oleh para kicaumania diberbagai wilayah. Selain itu, Banyak juga yang sudah beternak burung murai batu.
Ketika berternak murai batu, seringkali kita menjumpai berbagai macam masalah diantaranya ialah, indukan akan membuang anakan-nya sendiri (trotolan).
Maka dari itu, anda harus bisa teliti dalam menghadapi kendala tersebut. Sebab, indukan dengan teganya bisa saja membuang anakannya sendiri, tentu hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mengganggu proses peternakan. Misalnya, Seperti faktor karakter dari indukannya itu sendiri, entah itu indukan yang betina ataupun yang jantannya.
Maka dari itu, sebaiknya anda mengetahui karakter indukan dari burung Murai Batu betina saat dalam keadaan seperti ini. misalnya, hendaknya kita bisa melihat sejak awal saat pemeliharaan indukan burung murai batu yang betina.
Rekomendasi:
√ Cara Merawat Murai Batu Medan Yang Baik Dan Benar Agar cepat Gacor Dan Rajin Bunyi
Selain daripada itu, hendaknya kita juga bisa mengetahui silsilah dari ketrurunan-Nya tersebut. Sebab, indukan Burung Murai Batu yang betina karakternya memang dijumpai seringkali membuang anaknya sendiri dan dapat disebabkan karena mempunyai faktor keturunannya.
Ketika telur sudah menetas, Anakan burung Murai Batu tersebut bisa Anda letakan pada tempat apa saja. Asalkan ada landasan bahan yang hangat serupa sarang yang ada pada kandang penangkaran indukan.
Untuk bagian landasan atasnya bisa diberikan kapas agar terasa lembut dan tidak melukai anakan Burung Murai Batu tersebut.
Selanjutnya, Anakan burung murai batu tersebut letakan ditempat khusus seperti pada kotak kayu ataupun pada kotak apa saja, kemudian diberi lampu untuk penghangatnya.
Sedangkan untuk jenis pakan anakan Burung Murai Batu yang diambil saat umur 5-10 hari, Anda bisa menyiapkan berupa pakan kroto dalam keadaan bersih dari kotoran serta bersih dari bangkai semut.
Anda bisa menyuapkannya secara pelan-pelan dengan alat suap yang bisa anda buat seperti penjepit yang asalnya dari bambu. Atau bisa juga membuat dengan bentuk apa saja yang terpenting bisa menyuapkan kroto kedalam paruh burung anakan.
Untuk Kroto yang nantinya Anda berikan terlebih dahulu harus diteteskan air sedikit saja bertujuan untuk memudahkan burung anakan menelannya.
Saat anakan tersebut sudah berusia di atas 7 hari, Anda juga bisa memberikannya berupa kroto yang dicampurkan dengan adonan voer.
Untuk memastikan kecukupan vitaminnya serta mineral pada anakan burung murai batu, Anda harus menambahkan vitamin ke dalamnya pakan kroto yang di campurkan adonan tersebut.
Ketika Anakan burung murai tersebut telah memasuki usia di atas 15 hari, Anda sudah bisa memulai memberikan pakan jangkrik yang telah dibersihkan kaki-kakinya, dan di pencet dibagian kepalanya.
Jika masih dalam masa awal pemberian, maka bagian kaki dan kepala jangkrik jangan diberikan pada anakan murai batu tersebut.
Lebih baiknya lagi apabila Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang dalam berganti kulit, ciri jangkrik tersebut ialah masih lembut dan juga berwarna putih.
Ketika anakan Burung Murai Batu tersebut sudah terlihat meloncat-loncat kuat didalam boks sarangnya, Anda bisa memindahkannya kedalam sangkar gantung.
Akan tetapi anda juga harus ingat, dasar sangkar gantung tersebut sebaiknya diberikan landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat sarang. Hal ini bertujuan untuk mencegah kaki burung anakan mengalami luka. Sedangkan pada tangkringan sebaiknya dibuat secara bertingkat.
Sementara untuk mengatasi perilaku indukan pasca anakannya diambil, sebaiknya Anda menyetting makanannya seperti saat masa-masa penjodohan.
Ketika berternak murai batu, seringkali kita menjumpai berbagai macam masalah diantaranya ialah, indukan akan membuang anakan-nya sendiri (trotolan).
Maka dari itu, anda harus bisa teliti dalam menghadapi kendala tersebut. Sebab, indukan dengan teganya bisa saja membuang anakannya sendiri, tentu hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mengganggu proses peternakan. Misalnya, Seperti faktor karakter dari indukannya itu sendiri, entah itu indukan yang betina ataupun yang jantannya.
Maka dari itu, sebaiknya anda mengetahui karakter indukan dari burung Murai Batu betina saat dalam keadaan seperti ini. misalnya, hendaknya kita bisa melihat sejak awal saat pemeliharaan indukan burung murai batu yang betina.
Rekomendasi:
√ Cara Merawat Murai Batu Medan Yang Baik Dan Benar Agar cepat Gacor Dan Rajin Bunyi
Selain daripada itu, hendaknya kita juga bisa mengetahui silsilah dari ketrurunan-Nya tersebut. Sebab, indukan Burung Murai Batu yang betina karakternya memang dijumpai seringkali membuang anaknya sendiri dan dapat disebabkan karena mempunyai faktor keturunannya.
Cara Mengatasi indukan Murai Batu Membuang Anaknya Sendiri
Ketika Dalam keadaan yang seperti ini, sebaiknya anda yang sebagai peternaknya mengambil telur-telurnya yang sudah dierami, atau seminggu sebelum waktunya menetas, kemudian anda bisa menggunakan sistem mesin penetas. Selanjutnya meneruskan dengan sistem pengasuhan dengan cara di loloh menggunakan spet.Ketika telur sudah menetas, Anakan burung Murai Batu tersebut bisa Anda letakan pada tempat apa saja. Asalkan ada landasan bahan yang hangat serupa sarang yang ada pada kandang penangkaran indukan.
Untuk bagian landasan atasnya bisa diberikan kapas agar terasa lembut dan tidak melukai anakan Burung Murai Batu tersebut.
Selanjutnya, Anakan burung murai batu tersebut letakan ditempat khusus seperti pada kotak kayu ataupun pada kotak apa saja, kemudian diberi lampu untuk penghangatnya.
Jenis Pakan Anakan Murai Batu
Cara mengatasi indukan murai batu membuang anaknya ialah dengan cara memberikan mengambil atau memanen anakannya tersebut.Sedangkan untuk jenis pakan anakan Burung Murai Batu yang diambil saat umur 5-10 hari, Anda bisa menyiapkan berupa pakan kroto dalam keadaan bersih dari kotoran serta bersih dari bangkai semut.
Anda bisa menyuapkannya secara pelan-pelan dengan alat suap yang bisa anda buat seperti penjepit yang asalnya dari bambu. Atau bisa juga membuat dengan bentuk apa saja yang terpenting bisa menyuapkan kroto kedalam paruh burung anakan.
Untuk Kroto yang nantinya Anda berikan terlebih dahulu harus diteteskan air sedikit saja bertujuan untuk memudahkan burung anakan menelannya.
Saat anakan tersebut sudah berusia di atas 7 hari, Anda juga bisa memberikannya berupa kroto yang dicampurkan dengan adonan voer.
Untuk memastikan kecukupan vitaminnya serta mineral pada anakan burung murai batu, Anda harus menambahkan vitamin ke dalamnya pakan kroto yang di campurkan adonan tersebut.
Ketika Anakan burung murai tersebut telah memasuki usia di atas 15 hari, Anda sudah bisa memulai memberikan pakan jangkrik yang telah dibersihkan kaki-kakinya, dan di pencet dibagian kepalanya.
Jika masih dalam masa awal pemberian, maka bagian kaki dan kepala jangkrik jangan diberikan pada anakan murai batu tersebut.
Lebih baiknya lagi apabila Anda bisa memberikan jangkrik yang sedang dalam berganti kulit, ciri jangkrik tersebut ialah masih lembut dan juga berwarna putih.
Penempatan Anakan Burung Murai Batu
Untuk Cara mengatasi indukan burung murai batu membuang anaknya sendiri ialah dengan cara penempatan burung yang benar.Ketika anakan Burung Murai Batu tersebut sudah terlihat meloncat-loncat kuat didalam boks sarangnya, Anda bisa memindahkannya kedalam sangkar gantung.
Akan tetapi anda juga harus ingat, dasar sangkar gantung tersebut sebaiknya diberikan landasan bahan yang sama dengan bahan pembuat sarang. Hal ini bertujuan untuk mencegah kaki burung anakan mengalami luka. Sedangkan pada tangkringan sebaiknya dibuat secara bertingkat.
Sementara untuk mengatasi perilaku indukan pasca anakannya diambil, sebaiknya Anda menyetting makanannya seperti saat masa-masa penjodohan.
Posting Komentar